Wednesday, October 31, 2018

13 RAJA PALING BEPENGARUH SEPANJANG SEJARAH KERAJAAN DI TANAH DI JAWA

Kategori: Sejarah
Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: 13 RAJA PALING BEPENGARUH 
SEPANJANG SEJARAH KERAJAAN DI TANAH DI JAWA
(STOK HABIS)


Deskripsi:
Sejarah kerajaan di tanah Jawa bermula sejak munculnya tiga kerajaan dengan pusat pemerintahannya terletak di bagian utara (pantai utara) Jawa Tengah. Ketiga kerajaan tersebut, antara lain: kerajaan yang didirikan Raja Santanu, Depunta Sailendra, dan Ratu Shima. Kerajaan yang didirikan Raja Santanu dan Depunta Sailendra itu tidak diketahui namanya. Sementara kerajaan yang didirikan Ratu Shima bernama Kalingga. Suatu kerajaan yang terletak di wilayah Jepara.    
Pasca Kalingga, muncullah kerajaan-kerajaan di tanah Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta) yang dimulai dengan Medang, dan berlanjut Kahuripan, Kadiri dan Janggala, Singhasari, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, Kartasura, Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Munculnya kerajaan-kerajaan di Jawa niscaya disertai lahirnya raja-raja besar yang tersohor namanya karena prestasinya semasa melaksanakan tugas negara. Raja-raja yang namanya pantas diabadikan dalam kitab sejarah itu, yakni: Ratu Sanjaya, Samaratungga, Mpu Manuku, Dyah Balitung, Mpu Sindok, Airlangga, Mapanji Jayabhaya, Kertanagara, Hayam Wuruk, Raden Patah, Sultan Agung, Sunan Pakubuwana IV, dan Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Dari ketigabelas raja besar yang riwayat kehidupannya dibeber dalam buku ini sangat layak untuk Anda ketahui. Kebijakan-kebijakan yang mereka terapkan pantas Anda teladani. Karenanya dengan membaca buku yang sangat berharga ini, Anda tidak merasa buang-buang waktu percuma. Mengingat pengetahuan tentang raja-raja terbesar sepanjang sejarah kerajaan di tanah Jawa serta nilai-nilai edukatifnya akan Anda dapatkan. [ ]

PETUAH-PETUAH LELUHUR JAWA


Kategori: Filsafat
Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: PETUAH-PETUAH LELUHUR JAWA
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)


Deskripsi:
Tidak banyak anak, pemuda, dan orang tua yang mengenal petuah-petuah leluhur Jawa yang mengalami proses sosialisasi karena tradisi tutur-tinular. Hal ini dikarenakan, petuah-petuah leluhur Jawa dalam serat yang merupakan karya para pujangga keraton semula hanya dapat dibaca dan dipahami maknanya oleh raja serta orang-orang tertentu di lingkup istana.
Selain petuah-petuah leluhur Jawa yang terdapat dalam serat, anak-anak dan para pemuda tidak banyak yang mengerti tentang petuah-petuah di balik mitos, cerita rakyat, lelagon, dan dolanan. Mengingat banyak orang tua tidak menjelaskan kepada generasinya tentang makna yang tersirat di balik empat produk budaya Jawa tersebut. Tidak menjelaskan dikarenakan memang kurang atau tidak tahu sama sekali.
Berangkat dari realitas tersebut, maka buku yang membeberkan mengenai petuah-petuah leluhur Jawa yang tersirat di dalam serat, mitos, cerita rakyat, lelagon, dan dolanan ini dihadirkan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak, para pemuda, dan orang tua dapat mengenal petuah-petuah leluhur Jawa yang kegunaannya dapat membangun kepribadian, mentalitas, dan moralitas bangsa.
Karenanya dengan membaca buku ini; anak-anak, para pemuda, dan orang tua akan mengenal pandangan leluhurnya tentang kearifan, cinta-kasih, kejujuran, dan laku utama lainnya. Dengan mengenalnya, anak-anak, para pemuda, dan orang tua akan memahami bahwa leluhur mereka lebih mengutamakan persoalan spiritualitas ketimbang masalah materi yang bersifat maya. Persoalan spiritualitas yang dapat menjawab bagaimana agar dapat hidup damai dalam hubungan horisontal dan transendental. Hubungan antara manusia dengan Tuhan. [ ]


SEJARAH ISLAM DI TANAH JAWA

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Sejarah
Judul: SEJARAH ISLAM DI TANAH JAWA
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)


Deskripsi:
Menurut Teori Makkah yang dikemukaan Hamka, Islam masuk di Nusantara melalui para pedagang muslim dari Arab pada Abad ke-7. Bila teori tersebut benar, Islam mulai masuk di Nusantara ketika Tanah Jawa dikuasai Kartikeyasingha dan Ratu Jay Shima dari Kerajaan Kalingga. Namun bila teori Gujarat dan Persia yang benar, maka Islam yang masuk di Nusantara pada abad ke-13 tersebut bertepatan dengan Tanah Jawa masih dalam kekuasaan Singhasari atau mulai dalam kekuasaan Majapahit.
Awal-mula syiar Islam yang dilakukan para pedagang muslim baik dari Arab, Gujarat, maupun Persia kepada orang-orang Jawa amatlah berat. Mengingat dari abad ke-7 hingga ke-13, masyarakat Jawa masih memeluk agama Buddha atau Hindu, sebagaimana agama yang dianut oleh raja mereka. Namun sesudah surutnya Majapahit dan munculnya Kesultanan Demak, syiar Islam yang dilakukan Majelis Dakwah Walisanga relatif lebih mudah.
Melacak jejak sejarah Islam di Tanah Jawa yakni sejak masuknya hingga mulai berkembangnya di masa Kesultanan Demak dan mencapai puncak perkembangan semasa Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram, Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta sungguh menarik. Karenanya dengan membaca tuntas buku ini, Anda akan mengetahui secara gamblang mengenai sejarah Islam di Tanah Jawa.
Hal lain yang tidak kalah menariknya, buku ini menguak mengenai kiat syiar Islam Majelis Dakwah Walisanga dengan melalui pendekatan seni-budaya, sosial, pendidikan, dan personal. Buku ini pula menguak mengenai ajaran-ajaran Sunan Bonan, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Drajat; riwayat kehidupan Syekh Siti Jenar, Syekh Malang Sumirang, dan Kebo Kenanga; serta sejarah kerajaan-kerajaan Islam baik di Tanah Jawa maupun di Jawa Barat.
Melalui buku ini, Anda akan menjadi orang pertama yang mengetahui secara lengkap mengetahui sejarah Islam di Tanah Jawa. [ ]

SEJARAH PEMBERONTAKAN KERAJAAN DI JAWA

Kategori: Sejarah
Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: SEJARAH PEMBERONTAKAN KERAJAAN DI JAWA
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)



Deskripsi:
Banyak orang mengatakan bahwa Jawa merupakan wilayah subur yang sering dipuji sebagai tanah surga. Karenanya tidak heran bila dalam sejarahnya Jawa semula menjadi pusat kerajaan-kerajaan besar, seperti: Medang, Kahuripan, Kadiri, Singhasari, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, Kartasura, Surakarta, dll. Kerajaan-kerajaan yang pernah mengalamai masa kejayaan dan kemakmuran karena didukung alamnya yang subur dan kaya hasil bumi.
Akan tetapi bila merunut pada catatan sejarah, beberapa kerajaan besar yang pernah mengalami masa kejayaan itu berakhir dengan keruntuhannya secara tragis. Keruntuhan itu dikarenakan serangan negara lain atau pemberontakan baik yang dilakukan keluarga istana, punggawa, maupun bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak tokoh kerajaan yang ingin menjadi raja agar dapat menguasai hasil bumi.
Fakta sejarah bahwa beberapa kerajaan besar di Jawa telah menyimpan riwayat kelam pemberontakan. Sebagai misal: Medang dengan pemberontakan Mpu Kumbhayoni, Dyah Wawa, dll. Kadiri dengan pemberontak Ken Arok. Singhasari dengan pemberontakan Jayakatwang. Majapahit dengan pemberontakan Ranggalawe, Girindrawardhana, dll. Demak dengan pemberontakan Ki Ageng Pengging II. Pajang dengan pemberontakan Pangeran Banawa. Mataram dengan pemberontakan Adipati Pragola I, Trunajaya, dll. Kartasura dengan pemberontakan Pangeran Puger, Sunan Kuning, dll. Surakarta dengan pemberontakan Pangeran Mangkubumi, Raden Mas Said, dll. Fakta sejarah inilah yang membuka mata bahwa di balik kesuburan tanah Jawa telah dilumuri darah korban pemberontakan demi kekusaan.
Dengan membaca buku ini, Anda akan ditunjukkan pada sejarah pemberontakan di era kerajaan Medang hingga pasca Mataram. Selain itu, Anda akan dibawa pada suatu pemahaman bahwa kemakmuran suatu wilayah (negara), takhta kekuasaan, ketidakbijakan dan ketidakadilan, serta pemberontakan memiliki hubungan kausalitas yang tidak terpisahkan. Melalui buku ini, Anda akan semakin tahu bahwa dengan sejarah, manusia bisa menjadi lebih bijak. [ ]

POLITIK DALAM SEJARAH KERAJAAN JAWA

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Politik & Sejarah
Judul: POLITIK DALAM SEJARAH KERAJAAN JAWA
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)



Deskripsi:
Politik adalah metode (cara) untuk bisa meraih apa yang dituju. Sebagai metode, politik tidak hanya digunakan para politikus yang duduk di gedung parlemen, namun pula bagi pemimpin negara beserta wakil dan menteri-menterinya di dalam merealisasikan tujuan negara. Politik tidak hanya diterapkan di masa kini, namun sudah diterapkan sejak berabad-abad silam oleh para pemimpin negara (kerajaan) beserta punggawanya.
Berdasarkan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa, politik tidak hanya digunakan oleh para raja beserta punggawanya di dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan negaranya; namun pula sering disalahgunakan untuk mendapatkan (merebut) kekuasaan yang lebih tinggi atau wilayah jajahan yang lebih luas. Akibatnya, pemberontakan dan perang saudara yang menelan banyak korban harta, benda, jiwa, dan raga tidak dapat terhindari.
Politik dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa sudah diterapkan sejak pemerintahan Mataram Kuno (atau bahkan Kalingga) hingga pemerintahan kerajaan-kerajaan berikutnya. Karenanya melalui buku ini, Anda akan dibawa untuk mengenal politik dari raja-raja dan tokoh-tokoh penting yang hidup sejak kerajaan Mataram Kuno (periode Jawa Tengah dan Jawa Timur), Kahuripan, Janggala, Kadiri, Singhasari, Majapahit, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, hingga Mataram Islam.
Dengan menyimak sampai tuntas atas kandungan buku ini, Anda akan mengetahui betapa indahnya politik saat digunakan untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat dan negaranya, dan sekaligus betapa busuknya politik saat diterapkan sebagai jembatan untuk mendapatkan (merebut) kekuasaan dengan cara tidak terpuji. Hanya buku ini yang akan memberikan jawaban mengenai substansi politik dalam konteks kekuasaan.[ ]

BABAD GIYANTI (PALIHAN NAGARI & PERJANJIAN SALATIGA)

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Sejarah
Judul: BABAD GIYANTI 
(PALIHAN NAGARI & PERJANJIAN SALATIGA)
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)



Deskripsi:
Timbulnya Perang Suksesi Jawa III dikarenakan benturan kepentingan kekuasaan antar trah Sunan Amangkurat IV, yakni: Sunan Pakubuwana II, Sunan Pakubuwana III, Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Mangkunagara yang mendapatkan intervensi politis dari pihak Kumpeni. Namun perang yang bukan sekadar melibatkan antar trah Sunan Amangkurat IV, melainkan pula Kumpeni dan para adipati mancanegara tersebut dapat diredam sesudah terwujudnya Perjanjian Giyanti yang berujung Palihan Nagari serta Perjanjian Salatiga.
Agar dapat menguak tentang Perang Suksesi Jawa III, Perjanjian Giyanti (Palihan Nagari), dan Perjanjian Salatiga secara valid harus berdasarkan fakta sejarah. Salah satu fakta sejarah yang dapat digunakan sebagai pisau bedah untuk memahami ketiga hal di muka adalah Babad Giyanti. Karenanya, bahasan di dalam buku ini dilengkapi dengan pengisahan dan penelaahan Babad Giyanti yang merupakan karya sastra masterpiece pujangga Raden Ngabehi Yasadipura.
Selain menguak tentang Perang Suksesi Jawa III, Perjanjian Giyanti (Palihan Nagari), dan Perjanjian Salatiga; buku ini pula menilik tentang sejarah Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Praja Mangkunegaran pasca kedua perjanjian tersebut. Dengan demikian diharapkan, Anda akan memperoleh pengetahuan secara lengkap mengenai sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa pasca Kasunanan Kartasura yang tidak dikisahkan di dalam Babad Tanah Jawa.[]

SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN BESAR DI NUSANTARA

Kategori: Sejarah Populer
Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN BESAR DI NUSANTARA
Penerbit: Araska Publisher
(STOK HABIS)



Deskripsi:
Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk, Nusantara semula merupakan wilayah yang dikuasai ratusan kerajaan baik besar maupun kecil (kerajaan bawahan). Di Sumatera, terdapat Kerajaan Sriwijaya, Samudra Pasai, dll. Di Kalimantan, terdapat Kerajaan Kutai Martapura, Kutai Kartanegara, dll. Di Sulawesi, terdapat Kerajaan Goa, Bone, dll. Di Sunda, terdapat Kerajaan Salakanagara, Tarumanagara, Sunda-Galuh, Pakuan Pajajaran, dll. Di Jawa, terdapat Kerajaan Medang, Kadiri, Majapahit, Mataram, dll.
            Setiap kerajaan yang muncul di bumi Nusantara memiliki sejarahnya sendiri – sejarah yang berkaitan dengan masa awal berdiri, masa kejayaan, dan masa surutnya. Sebab itu, banyak kerajaan yang muncul kemudian berjaya dan tenggelam dikarenakan faktor bencana alam, pemberontakan, atau serangan dari negara (pihak) lain. Serangan tersebut bukan hanya datang dari negara lain, namun bisa datang dari kaum kolonial semisal VOC (Belanda).
            Melacak jejak sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara sangat menarik. Karenanya melalui buku ini, penulis akan menguak sejarah kerajaan-kerajaan besar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Sunda, Jawa, dan Bali.
Buku ini pula menginformasikan tentang ratusan kerajaan kecil yang tersebar di wilayah Nusantara. Dengan demikian, pembaca akan semakin mengetahui bahwa Nusantara semula merupakan gudang kerajaan yang bukan sekadar saling menjalin kerjasama namun pula saling bermusuhan antara satu dengan lainnya dikarenakan faktor perebutan kekuasaan.[ ]

SEJARAH RAJA-RAJA JAWA DARI KALINGGA HINGGA MATARAM ISLAM

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Sejarah
Judul: SEJARAH RAJA-RAJA JAWA 
DARI KALINGGA HINGGA MATARAM ISLAM
Penerbit: Araska Publisher
STOK HABIS


Deskripsi:
Mengacu pada Prasasti Sojomerto, raja Jawa tertua adalah Santanu yang bermukin di pesisir utara pada abad ke-7.  Prasasti tersebut pula menyebutkan, bahwa di Batang telah berdiri suatu kerajaan yang dikuasai oleh Dapunta Sailendra. Seorang raja yang kelak melahirkan raja-raja Medang periode Jawa Tengah dari Dinasti Sailendra. Selain itu, terdapat kerajaan Kalingga di bawah kepemimpinan Kartikeyashinga dan berlanjut pada Ratu Jay Shima – leluhur Rau Sanjaya.
Baik melalui Depunta Sailendra maupun Ratu Sanjaya, raja-raja Medang periode Jawa Tengah dilahirkan. Di samping dua tokoh tersebut, terdapat tokoh lain yang menentukan pemerintahan Medang yakni Mpu Sindok. Pendiri wangsa Isana dan kerajaan Medang periode Jawa Timur.
Paska runtuhnya Medang periode Jawa Timur yang ditandai dengan peristiwa Mahapralaya semasa pemerintahan Darmawangsa Teguh (versi I: 1007/versi II: 1016), kerajaan-kerajaan di Jawa muncul dan tenggelam satu per satu secara berantai. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain: Kahuripan, Kadiri, Singhasari, Majapahit, Kasultanan Demak, Kasultanan Pajang, dan Mataram Islam.
Menyimak perihal sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa sejak Kalingga hingga Mataram Islam  amat menarik. Karena selain dapat memerluas pengetahuan tentang sejarah, Anda dapat menangkap nilai-nilai edukatif dari balik kebijakan para penguasa kerajaan semasa menjabat. Dari sana, Anda dapat menangkap bahwa unsur kebijakan para penguasa kerajaan yang berdampak perang (pertikaian saudara) serta gejolak alam (bencana alam, wabah penyakit, dsb) sangat menentukan terbentuknya sejarah. Hanya dengan membaca buku ini, Anda akan menyingkap misteri sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa secara gamblang dan tuntas.[ ]

SEJARAH PERANG KERAJAAN-KERAJAAN DI NUSANTARA

Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul Buku: SEJARAH PERANG KERAJAAN-KERAJAAN DI NUSANTARA
Penerbit: Araska Publisher
STOK HABIS

Deskripsi:
Barangkali tidak pernah terpikirkan, bahwa jauh sebelum negera Republik Indonesia merdeka, terdapat ribuan kerajaan baik besar maupun kecil yang tersebar pada berbagai titik di bumi Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang tidak hanya berada di tanah Jawa dan Sunda, melainkan pula bertebaran di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dsb.
Sejarah kerajaan di Nusantara mulai terlacak jejaknya semenjak abad ke-2 M. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah Salakanagara. Sebuah kerajaan tertua yang didirikan oleh Dewawarman I di Teluk Lada (Pandeglang). Selain Salakanagara, terdapat kerajaan-kerajaan tua yang berdiri sejak abad ke-4, al.: Tarumanagara, Kutai Martapura, Sriwijaya, Sunda-Galuh, Medang, Inderapura, Samudra Pasai, dsb. Namun kerajaan-kerajaan itu sekarang tinggallah nama, seusai mengalami keruntuhan akibat bencana alam, kudeta, atau kalah dalam peperangan.
Mengetahui sejarah perang di kerajaan-kerajaan Nusantara yang tidak dimaksudkan untuk menyingkap aib melainkan untuk meningkatkan pengetahuan di bidang sejarah sungguh menarik. Karena sebagai pembaca yang kritis, kita akan mampu mengaplikasikan pengetahuan itu ke dalam kehidupan keseharian. Pengetahuan yang akan mengajarkan pada Anda untuk selalu bertindak cerdas agar tidak mudah terjerembab ke dalam lubang kehancuran.
Hanya membaca buku yang diungkapkan secara runtut dan renyah-berisi ini, ktia akan menjadi orang pertama yang niscaya mengetahui sejarah perang kerajaan-kerajaan di Nusantara secara lengkap. Sejarah yang akan membawa Anda untuk sejenak melakukan permenungan masa silam, sebelum menapaki masa depan dengan langkah-langkah cerdas penuh harapan. [ ]

ETIKA JAWA [Pedoman Luhur dan Prinsip Hidup Orang Jawa]

Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: ETIKA JAWA [Pedoman Luhur dan Prinsip Hidup Orang Jawa]
Penerbit: Araska Publisher
STOK HABIS



Deskripsi:
Merunut pendapat Frans Magnis Suseno bahwa etika Jawa merupakan panduan hidup yang berlandaskan moral, hati nurani, dan olah rasa. Dengan demikian, etika seseorang yang dicerminkan melalui sikap dan bahasa tubuh tidak dapat dilepaskan dengan ketiga unsur tersebut. Karenanya karakter seseorang sangat dipengaruhi seberapa jauh etika yang diterapkan melalui tindakan-tindakan konkrit dalam kehidupan kesehariannya.
Di dalam lingkup masyarakat Jawa yang lebih memperhatikan spiritual ketimbang material, etika Jawa mendapatkan tempat utama. Sebab itu, sumber-sumber yang dijadikan sebagai media untuk pembelajaran etika Jawa terhadap anak-anak selalu digunakan oleh para orang tua. Tentu saja, pembelajaran mengenai etika Jawa tersebut dilakukan oleh para orang tua sejak anak-anak masih berusia dini.
Berbagai sumber yang lazim digunakan oleh para orang tua di dalam memberikan pembelajaran etika Jawa, meliputi: dongeng; lelagon; tembang; simbol-simbol yang melekat pada benda-benda pusaka, bahasa-aksara-angka, sesaji, kuliner, arsitektur, busana adat; seni tradisi; upacara tradisi; aliran kepercayaan; dan slogan-slogan. Di mana semua sumber tersebut akan dibahas tuntas di dalam buku ini.
Karena pentingnya pembelajaran etika jawa kepada generasi Jawa, terutama anak-anak, buku ini sangat penting menjadi pegangan bagi para orang tua. Selanjutnya, buku ini pula dapat dijadikan pedoman bagi para orang tua di dalam memberikan pembelajaran etika Jawa kepada anaki-anak mereka. Selamat membaca dan mengambil sari patinya. [ ]    

FILSAFAT JAWA [Menguak Filosofi, Ajaran, dan Laku Hidup Leluhur Jawa]

Kategori: Filsafat
Judul: FILSAFAT JAWA 
[Menguak Filosofi, Ajaran, dan Laku Hidup Leluhur Jawa]
Penulis: Sri Wintala Achmad
Penerbit: Araska Publisher
STOK HABIS



Deskripsi
Sering kita dengar istilah: “Wong Jawa ilang Jawa-ne”, artinya banyak orang Jawa kehilangan kejawaannya. Banyak orang Jawa tidak lagi mengenal kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan warisan para leluhur yang sarat dengan filsafat Jawa. Suatu filsafat yang sangat berguna dalam membentuk suatu pandangan hidup serta kepribadian manusia.
Banyak orang Jawa kehilangan kejawaannya bukan hanya disebabkan oleh faktor kurangnya pendidikan filsafat Jawa yang terkandung di dalam kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan, namun karena generasinya sendiri mulai terpengaruh pada budaya modern (barat) dan dampak globalisi yang tidak terbendung.
Realitas mengenai generasi Jawa yang semakin tidak mengenal filsafat Jawa merupakan suatu keprihatinan tersendiri. Karenanya, kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memerkenalkan filsafat Jawa yang terkandung dalam kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan klasik di lingkungan generasi muda khususnya dan masyarakat Jawa pada umumnya.
Melalui buku ini, pembaca akan mengetahui filsafat Jawa yang sering dibahas di lingkup masyarakat Kejawen. Selain itu, pembaca akan mengenal filsafat Jawa yang terkandung dalam upacara adat; aneka sesaji; sastra klasik; kesenian tradisi (tari bedaya, tari serimpi, wayang, dan kerawitan); benda pusaka (keris, tombak, dan payung); bahasa dan aksara Jawa, serta angka; kuliner tradisi; dan busana adat pria dan wanita. [ ]

Tuesday, October 30, 2018

FILSAFAT KEPEMIMPINAN JAWA

Judul Buku: FILSAFAT KEPEMIMPINAN JAWA
Kategori: Filsafat
Penulis: Sri Wintala Achmad
Penerbit: Araska Publisher
STOK HABIS




Deskripsi:
Ibarat mutiara yang terpendam oleh lapisan-lapisan masa, filsafat kepemimpinan Jawa kembali digali. Manakala makna kepemimpinan semakin membumbung tinggi dari pijakan esensinya. Hingga masyarakat mulai apatis dengan sosok pemimpin, yakni seorang figur yang musti diteladani. Tingkat apatis masyarakat pun semakin meningkat; manakala banyak pemimpin yang terdakwa sebagai oknum koruptor atau melakukan tindakan tidak terpuji lainnya.
Filsafat kepemimpinan Jawa sebagaimana yang diterapkan para pemimpin sebagai bekal di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya memang layak digali kembali. Mengingat filsafat tersebut mampu meniupkan angin segar bagi masyarakat. Tidak hanya berupa kesejahteraan ekonomi, namun pula kehidupan politis yang semakin beradab dan membawa rasa damai bagi masyarakat.
Lantas apa saja filsafat kepemimpinan Jawa yang diterapkan para pemimpin seperti Sultan Agung, Pangeran Dipanegara, HOS Cokroaminoto, dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dr. Wahidin Sudirohusodo, Tirto Adhi Suryo, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Ashari, Jenderal Sudirman, Ir. Sukarno, H. Muhammad Suharto, atau Sri Sultan Hemengkubuwana IX hingga mereka mendapatkan predikkat sebagai pemimpin besar yang sukses pada zamannya?
Sebagai orang-orang Jawa yang tidak lepas dengan warisan kearifan leluhurnya, para pemimpin telah menggali filsafat kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam Serat Sastra Gendhing (gubahan Sultan Agung), Serat Witaradya (gubahan R. Ng. Rangga Warsita), Serat Wulang Jayenglengkara, ajaran Hasta Brata, ajaran Gajah Mada, ajaran Pangeran Sambernyawa (KGPAA Mangkunegara I), ajaran Ki Hajar Dewantara, dan ajaran-ajaran lainnya.
Karenanya dengan menyimak kandungan buku ini, Anda tidak hanya mengetahui orang-orang Jawa yang dapat mewujudkan kejayaan bangsa dan negaranya berkat menerapkan filsafat kepemimpinan Jawa. Melainkan pula, Anda akan dapat menyingkap rahasia kesuksesan mereka sebagai pemimpin yang tangguh, bijaksana, dan memiliki visi ke depan. [ ]

HITAM PUTIH MAHAPATIH GAJAH MADA

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Sejarah
Judul Buku: HITAM PUTIH GAJAH MADA
(Menelanjangi Tokoh Utama Pemersatu Nusantara)
Penerbit: Araska Publisher
Harga: Rp 54.500
STOK MASIH



Deskripsi:
Gajah Mada adalah Mahapatih Amangkubhumi Majapahit yang sangat tersohor namanya. Akan tetapi di balik ketersohoran namanya, Sang Pengikrar Sumpah Palapa tersebut menyimpan segudang misteri. Kemisteriannya tidak hanya berkaitan dengan silsilah; namun pula berhubungan dengan perjalanan karirnya, Sumpah Palapa yang diikrarkannya, keterlibatannya dalam Perang Bubat, serta akhir kehidupannya yang sangat ironis.
Karena kemisteriannya, Gajah Mada yang namanya tercatat pada Prasasti Singhasari, Kakawin Nagarakretagama, Serat Pararaton, Kidung Sunda, Babad Gajah Maddha, Babad Tanah Jawa, Serat Damarwulan, Kitab Usana Jawa, dan Babad Arung Bondan sangat menarik untuk dikaji dan dianalisa berdasarkan fakta dan fiksi sejarah. Selain pula berpijak pada teori para sejarawan, semisal: Slamet Muljana, Agus Aris Munandar, Muhamad Yamin, Hasan Djafar, dll.
Melalui buku ini, Sri Wintala Achmad berupaya mengkaji dan menganalisa perihal riwayat hidup Gajah Mada berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Sehingga kehadiran buku ini bisa dimaknai sebagai sinar terang yang dapat menyingkap misteri Gajah Mada secara transparan.
Membaca buku ini, Anda pula akan mendapatkan pemahaman baru bahwa Gajah Mada bukan manusia setengah dewa bak Bima sebagaimana yang digambarkan Muhamad Yamin, namun manusia biasa yang tidak luput dari kelebihan dan kekurangannya. Tidak lepas dari sisi hitam dan putihnya.[ ]

____
Bagi yang tertarik untuk memiliki buku ini, silakan kontak ke Sri Wintala Achmad, No. Wa: 08978978898

Monday, October 29, 2018

KRONIK PERANG SAUDARA DALAM SEJARAH KERAJAAN DI JAWA (1292-1757)

Penulis: Sri Wintala Achmad
Kategori: Sejarah
Judul: KRONIK PERANG SAUDARA 
DALAM SEJARAH KERAJAAN DI JAWA (1292-1757)
Penerbit: Araska Publisher
Harga: Rp 57.500
STOK MASIH


Deskripsi:
Kekuasaan dan politik serupa sepasang mata uang. Karenanya untuk mendapatkan kekuasaan, manusia sering menggunakan politik. Bila politik etis teramat majal untuk merealisasikan upaya di dalam meraih kekuasaan, manusia sering menempuh jalur radikal seperti kudeta atau perang.
Di dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa yang bermula sejak Sandyakala Singhasari (1292) hingga Perjanjian Salatiga (1757) tidak terpisahkan dengan perang (pemberontakan). Anehnya perang yang terjadi dalam kurun waktu 465 tahun itu, bukan perang antar kerajaan (negara) melainkan cenderung antar keluarga kerajaan di dalam mendapatkan kekuasaan tertinggi, legitimasi sebagai pewaris tahta kerajaan, tanah warisan, atau pelunasan dendam.
Melalui buku ini, perihal Kronik Perang Saudara dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa yang telah melumuri darah di bumi Singhasari, Dhaha, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, Kartasura, hingga Surakarta akan dikisahkan, dibahas, dan dianalisa secara detail. Sehingga pembaca akan mendapakan pengetahuan secara lengkap mengenai Perang Bubat, Perang Paregrek, Perang Sudarma-Wisuta, dan Perang Suksesi Jawa I-III yang berakhir pada Perjanjian Salatiga.  
Sungguhpun menguak borok-borok sejarah kerajaan di Jawa, namun buku ini tidak bertujuan mengajarkan pembaca untuk menempuh jalur radikal dalam merealisasikan kepentingannya, melainkan sekadar memberi gambaran bahwa politik radikal pernah diterapkan beberapa tokoh (keluarga) kerajaan-kerajaan di Jawa. Sehingga pembaca kian paham bahwa keberlangsungan kerajaan-kerajaan di Jawa berhimpitan dengan kisah perang saudara yang merupakan manifestasi politik radikal di dalam mewujudkan kepentingan personal.