Monday, May 20, 2019

RATU KALINYAMAT (Antara Cinta, Dendam, dan Tahta)


Kategori: Sejarah
Penulis: Sri Wintala Achmad
Judul: RATU KALINYAMAT (Antara Cinta, Dendam, dan Tahta)
Harga: Rp 59.000
Penerbit   Araska
(STOK MASIH)


Semula Jepara yang merupakan wilayah bawahan Kesultanan Demak dikenal dengan Kalinyamat. Semasa pemerintahan Sultan Trenggana, Kalinyamat dipimpin oleh putrinya bernama Retna Kencana. Karena sebagai pimpinan Kalinyamat, Retna Kencana dikenal dengan Ratu Kalinyamat.
Selain menobatkan Retna Kencana sebagai ratu di Kalinyamat, Sultan Trenggana mengangkat Pangeran Hadiri sebagai pimpinan di Mantingan. Tidak lama sesudah pernikahan antara Pangeran Hadiri dan Ratu Kalinyamat, Mantingan dan Kalinyamat disatukan. Sebagai pemimpin kerajaan baru itu adalah Pangeran Hadiri. Retna Kencana hanya berkedudukan sebagai permaisuri.
Retna Kencana kembali menjadi raja sesudah Arya Penangsang yang membunuh suaminya itu gugur di tangan Sutawijaya. Sewaktu pemerintahan Retna Kencana, Kalinyamat mengalami masa keemasan. Tetapi ketika Pangeran Arya Jepara berkuasa, Kalinyamat yang diserang Mataram itu mengalami keruntuhannya.
Fakta bahwa Retna Kencana merupakan seorang ratu yang dapat membawa kejayaan rakyat dan kerajaan Kalinyamat bukan isapan jempol. Dengan spirit patriotismenya, Retna Kencana mengirim armada perang untuk membantu Johor, orang-orang Hitu di Maluku, dan Aceh Darussalam dalam melawan imperalisme Portugis di Malaka. Hal ini yang melatarbelakangi pengakuan orang-orang Portugis bahwa Retna Kencana merupakan wanita pemberani.
Selain memiliki sifat patriotisme, Retna Kencana memiliki cinta dan kesetiaan terhadap Pangeran Hadiri. Berkat kesetiaan pada suaminya, Retna Kencana tidak menikah lagi hingga tidak memiliki putra sampai akhir hayatnya.
Bahasan menjadi menarik ketika melihat di balik sifat positifnya, Retna Kencana memiliki sifat pendendam. Terbukti Retna Kencana nekat melakukan tapa wuda asinjang rikma (bertapa telanjang dengan rambut sebagai kain penutup aurat) yang merupakan bentuk permohonan total pada Tuhan atas kematian Arya Penangsang. Selain bertapanya itu dapat dimaknai sebagai protes terhadap tuntutan Arya Penangsang untuk menjadi pewaris tahta Demak dengan menyingkirkan Prawata, Hadiri, dan Hadiwijaya.
Selain membahas mengenai cinta, kesetiaan, dendam, patriotisme, dan kepemimpinan Retna Kencana, buku ini menguak ajaran-ajarannya. Kisah Ratu Kalinyamat dalam Babad Tanah Jawa pula menjadi pelengkap untuk mengenal lebih dekat tentang figur legendaris itu. Sehingga kehadiran buku ini bukan sekadar menginspsirasi bagi pembaca, namun pula menjawab tentang siapakah Retna Kencana. Seorang tokoh wanita Kalinyamat yang dalam tinjauan sejarahnya tidak dapat dilepaskan dengan kisah faktual dan fiktifnya